AIR KESADARAN

 

doc: doktersehat.com

seorang ayah dengan janggut tebal dan kumis tipis dan istri yang bercadar dan selalu tertutup jika keluar dari rumahnya, sang ayah bekerja sebagai marbot dan ibu sebagai pencuci baju atau yang lebih populer menyediakan tempat laundry, sepasang suami istri mempunyai satu orang anak  sepuluh tahun yang tampak sehat dan kulitnya putih, tiada orang yang tak menyukai anak dari suami istri tersebut


di sore yang cerah di teras rumah sang ayah sedang duduk santai setelah membersihkan masjid sambil di hadapan kopi dan rokok surya dan buku Hadist yang selalu di pegang oleh sang ayah


dari kejauhan ayah melihat anak baru pulang sekolah baru yang dengan wajah lesu dan nampaknya letih, anak tersebut sampai ke terasa “ assalamualaikum ayah” sambil mencium tangan ayahnya “ waalaikumsalam, eeeh anak ayah kenapa kok nampak lesu sekali, bagaimana sekolah hari ini? Nampaknya lesu sekali, apakah ada yang mengejek atau sekolah baru tidak menyenangkan? Tanya sang ayah


“ baik ayah, tadi di sekolah kami belajar olahraga, matematika dan agama”  jawab sang anak “ jadi apa yang membuatmu nampak lesu? Tanya ayah “ ayah, kurasa aku tak ingin lagi ke masjid lagi” tutur anak “ nah kenapa? Dengan wajah heran menatap raut muka anak yang melas

“ ayah tahu kan, kita tinggal di belakang masjid, beberapa orang saya ingat siapa saja yang Shalat, jadi tadi saya lihat  bagaimana yang sering Shalat, seperti pak kepala sekolah, kedapatan korupsi uang sekolah, selain itu anak-anak yang sering Shalat juga nampak sering membicarakan orang lain, kadang membuli teman sekelas yang lain” jawab anak


Dengan wajah senyum ayah bertanya kepada sang anak “ jadi maumu gimanaa sayang?


Yaa saya tidak mau Shalat lagi ayah, percuma Islam dan saya Shalat terus, Cuma jadi formalitas saja ayah, lebih baik biasa saja cuman ber buat baik, ayah juga tahu ayah, sekolah baru ini juga terkenal dengan syariatnya, juara satu agamisnya, Cuma tak sebaik yang kelihatannya saja ayah” jawab anak dengan nada ketus


Dengan tersenyum ayah menjawab” jadi kau tak mau ke masjid lagi?  “ iya iyah”

Lalu ayah menyuruh anak tersebut “ ya sudah, sebelum kau memutuskan keputusanmu itu, coba kau ambil air segelas”

Untuk apa ayah? Tanya anak

“ ambilkan saja” jawab ayah

Dengan wajah bingung anak mengambil air “ ini ayah” sambil menyerahkan air tersebut ke ayahnya

“ naaak, coba kau kelilingi kompleks ini dan masjid tanpa ada jatuh setetespun airnya sampai kau kesini lagi” seru ayah ke anaknya


Dengan wajah bingung anak mengiyakan dan memutari kompleks dengan kondisi air penuh tadi

Beberapa menit anak sampai ke lokasi awal ayah dan anak berbincang “ ini ayah airnya” seru anak sambil menyerahkan air yang ia pegang,

Ayah mengambil air tersebut dan menanyakan anaknya “ bagaimana anak? Apakah ada tumpah airnya? “ tidak ayah” jawab anak “ apakah kau mendengar dan melihat keburukan disekelilingmu ?  “tentu saja tidak ayah, saya tidak sempat pula untuk mendengar dan melihat sekeliling,  fokus dengan air yang saya bawa yah”


Dengan wajah tersenyum lagi ayah menerangkan keanaknya “ naaah begitu anak, jika kau fokus dengan tujuan dan tugasmu, kau tidaak akan sempat mengoreksi apa keburukan dari yang lain, kau akan fokus ke tujuan dan capaianmu itu, walaupun kau tahu ada lampu merah ada tetangga lagi mengobrol bukan?

“iya ayah” seru sang anak


“ jadi anak dalam kehidupan pun begitu anak, fokus dan kejarlah tujuan dan laksanakan tanggung jawabmu nak, kau mau tahu cerita tidak anak 

Iyaaa ayaaah baik ayah, iya cerita apa ayah?


Jadi anak, ada seseorang bertanya ke buya hamka anak, lalu ia bertanya ke buya hamka “ buya apakah buya tahu di mekkah ternyata ada juga orang nakal”. Kata buya “ di amerika tidak saya temukan tidak saya temukan yang nakal. “Ahhh betul saja buya, di mekkah saja ada apalagi di amerika”. Jawab byta “seseorang akan mencari apa yang ia cari, jika ia mencari keburukan maka ia akan menemukan keburukan, maka setiap kita jika mencari sesuatu maka itu yang ia dapatkan”

Begitu ceritanya anak, sudah paham kau anak?


Sudah ayah, maafkan aku ayah, aku akan lebih giat dan lebih fokus lagi ke tujuanku ayah” sambil menangis dan memeluk ayahnya.

                                                                                                                                                                                                                                                                 

Buat teman-teman semoga mengambil intisari dari cerita diatas yaa...

Mate

Sungguh terhormat bagi saya, jika Anda datang ke blog ini dan bisa memperoleh banyak hal yang bermanfaat. Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi, maka saya menyajikan beberapa tulisan ke dalam media salah satunya di blog ini, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. mohon maaf jika dalam penulisan dalam blog saya ini masih berantakan dan terdapat kata kata yang tidak tepat saya mohon maaf sebesar besarnya. Terima kasih telah berkunjung di blog saya ,

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak