Pada
suatu siang, di dalam forum kelas NDP(
Nilai-nilai Dasar Perjuangan) yang diinisiasi oleh kawan-kawan organisasi dan
para senior senior. Mestinya organisasi yang tak asing lagi. Organisasi mahasiswa
islam tertua di bumi nusantara ini, saya bertemu dengan beberapa orang di dalam forum ini minggu, yaaa bebera sebagian dari orang- orang yang ada di forum ini,
artinya tak asing lagi wajah mereka walau hanya beberapa kali saja bertemu.
Singkat
cerita forum dimulai, pada saat itu salah satu senior menjelaskan dengan detail,
apa, untuk apa, bagaimana, sampai ke outputnya dari forum ini apa dengan penuh
antusias dan keyakinan, nampaknya dengan segala penjelasan kawan kawan paham
karena penjelasan dari beliau begitu cakap dan terstruktur, nampak juga dari raut
muka yang lain memperhatikan dengan seksama setiap kata demi kata yang keluar
dari lisan beliau, pun juga saya.
Saya
dengan buku yang penuh dengan coretan yang
ada didalamnya, menulis apa-apa saja yang penting mesti dicatat. Lalu,
di ouput dari forum ini beliau menyampaikan agak/untuk mempersiapkan pemimpin
masa depan dan didukung dengan yang lain, serta kawan-kawan juga nampaknya sepakat
dengan pernyataan tersebut . Cuma, saya sedikit tidak sepaham dengan pernyataan
tersebut, dan menuangkan dalam tulisan ini, tak sedikitpun ingin menyinggung
siapapun, ini hanya sekedar ketidak sepahaman saya dengan kalimat itu bukan
pada personal orangnya.
Mengapa
saya tak sepaham? Jikalau pandangan saya yang lebih pas ialah menjadikan allah
sebagai pemimpin, kenapa seperti itu? Salah satu ke-“aku”-an bakal membangun
nafsu agar orang-orangnya menjadi pemimpin. Padahal menurut hemat saya kelas
ini merupakan upaya menghadirkan Allah dalam diri kader/Alumni, coba lirik
kepada para Nabi. Apakah kamu berfikir mereka itu pemimpin? Pasti beragam bukan
jawabannya. Namun, sependek pemahaman saya mereka ialah follower, Orang- orang yang menyerahkan sepenuhnya diri dipimpin
Tuhan.
Coba
lihat di sekeliling , lihatlah berapa banyak kerusakan yang terjadi dihimpunan
yang disebabkan oleh setan (dirinya) sebagai pemimpin. Lalu sebenarnya apa yang
kita banggakan dengan himpunan ini? Kalau tidak belajar mewarisi tugas-tugas nabi?
Kelas
ini tidak boleh larut dalam ke-“aku”-an itu, larut dalam diskusi politik ptaktis,
posisi saya dimana kanda, kelas NDP berusaha untuk lantang untuk membangun
generasi yang berwawasan, sholeh dan mengambil resiko dengan bekal awal membaca
dan memahami serta mengimplementasikan apa-apa saja yang ada di bahan rujukan HMI.
Tindak selanjutnya kemudian mengupayakan akan menjadi inspirasi bagi lintas
generasi, dan pada akhirnya kelas ini berusaha menciptakan “kader” bukan keder
ataupun kadir. Oleh karena itu, mari kita sama-sama belajat taat dan berserah
diri, dan belajar bergerak dengan berjuangan dengan tuntunan “muraqabah”(
lihat: QS.7:3)
mungkin dalam kepenulisan ini masih bnyak pendapat, tak apa silahkan berkomentar..
Terimakasih
sudah berkunjung...