HMI-Preneur

 

Pada suatu malam di rumah besar yang disebut grha oleh teman-teman himpunan

“bang abang ngisi perpus malam minggu besok yo” seru saya ke salah satu master di himpunan saya yang tak asing lagi, master yang khas suaranya,khas badannya(kecil imut sama seperti saya), khas penyampaian materinya dan khas pula konten kontennya, master husni mubarok.

 “boleh”jawab beliau

 Materi apo eloknyo bang? Tanya saya lagi

basing laa, geopolitik, ekonomi dunia boleh jugo, apolagi himpunan pas nian bicaro ekonomi saat ini” kata beliau

waih jangan yang berat berat nian bang, gmna tentang kemerdekaan? Sahut saya

“ouuh boleh jugo”

Belum banyak cerita dan sharing dengan beliau, kawan sudah manggil untuk keluar, yaaa, kawan satu kampung

Namun bukan saya ingin sharing cerita diatas sebenanya dengan teman-teman.

Begini, saat sentilan master husni mengatakan “apalagi himpunan pas bicara ekonomi yang tertera diatas, saya habis itu berpikir, dan sebenarnya sudah lama pemikiran ini, hanya saja tersentil dan teringat lagi, maka saya tuangkan dalam tulisan ini.

Saat ini himpunan sudah berusia 75 tahun berdiri, di dalam benak saya saat melihat point 2 usaha di pasal 7 bab 3 AD HMI tertera “ membina pribadi muslim yang mandiri”, mandiri yang dimaksud yang bagaimana? Pemikiran? Arah juang? Ekonomi? Atau apa?

Beragama misalkan, di saat dalam kubur nanti yang dipertanyakan:

Pertanyaannya cuma ini:
1. Man rabbuka? Siapa Tuhanmu?
2. Ma dinuka? Apa agamamu?
3. Man nabiyyuka? Siapa Nabimu?
4. Man imamuka? Siapa imammu?
5. Ma kitabuka? Apa kitabmu?
6. Aina qiblatuka? Di mana kiblatmu?
7. Man ikhwanuka? Siapa saudaramu?

Rasanya tak efisien sekali kita terlalu banyak memperdebatkan agama kita, bahkan sampai kuliah pun kita ketemu juga pelajaran agama, luar biasa sekali bukan, rasanya untuk menjawab pertanyaan diatas tak habis waktu 10 menit untuk menjawabnya, tinggal dihapal sahaja bukan?

 

Maksudnya begini, agama itu sederhana (baca;sederhana), tak serumit yang di doktrin ke pada kita, di dalam kuburpun tak ditanya kamu mazhab apa, niat sholat apa, kenapa israel menyerang palestina dll, disini saya tak bermaksud untuk kawan-kawan tidak mempelajari lebih lanjut ilmu agama maupun untuk membatasi jalannya kawan- kawan untuk beribadah, tidak sama sekali

Coba kita lihat, kita hari ini sudah terlalu mabuk saling membenarkan, saling salah salahan, bahkan sampai ke ego sendiri dengan syariat yang kita pegang, sibuk beradu argumen, selisih paham, bahkan saling sibuk cara ini benar cara itu salah, cara itu bid’ah dan masih banyak pertengkaran argumen lainnya, bahkan dalam berhimpun, kita seolah olah sinis dengan organisasi lain selalin himpunan kita, seolah kita saja yang paling bagus dan paling keren.

Padahal sederhana sekali 7 hanya hal diatas. Dengan sibuk dengan hal-hal yang sudah saya utarakan diatas kita sampai lupa sisi agamis lainnya yang seharusnya dapat memajukan negara dan dunia, yaitu jiwa perdagangan bisnis, pemanfaatan sumber daya alam dan muamalah,

Disini saya melirik ke himpunan yang sudah cukup tua 
ini, banyak sekali adek adek terkedala mengadakan agenda hanya karena kekurangan dana, kadang dengan alasan kekurangan dana agenda yang sudah dipersiapkan tidak dilanjutkan

Ada lagi yang mengeluh “ aiiih bang, abang enak banyak senior, ado tempat ngadu kalo buat acara” sejak kapan himpunan seperti ini? Mau sampai kapan kader dididik jadi mental minta-minta? Dan mau sampai kapan ketemu senior dengan alibi silahturahmi namun dibalik itu proposal yang paling utama? Mau sampai kapan?

Woi ente masih muda, masih tegap serta kokoh berdiri

Himpunan, kalau ingin maju, mesti dirombak ulang, himpunan mesti di bentuk untuk menjadi pembisnis, bahkan di zaman kenabian pun diawali dari pembisnis bukan? Ide-ide pemanfaatan sumberdaya dan terbukanya peluang dizaman sekarang mesti di manfaatkan betul. Pada saat yang sama, agama adalah juga akhlak; cara bergaul dan etika kehidupan dan bersosial

Rasanya pas sekali tagline aktivis-preneur atau hmi preneur menjadi gagasan besar dalam himpunan, yaitu mahasiswa /anggota/kader yang aktif didunia kampus, aktif didunia organisasi, aktif di dunia sosial serta aktif di kajian namun tetap berjiwa enterpreneur, enterpreneur yaaa, bukan pragmatis

KESIMPULAN. 75 tahun himpunan berdiri, himpunan belum mandiri. Anggota mesti bersatu, dalam isu membina kepribadian yang mandiri terkhusus ekonomi. Dalam pembangunan usaha yang beretika.

Sebetulnya masih bnyak yang mesti di curahkan, namun cukup dulu, lain kali saja atau di sela kita ngopi dan diskusi akan kita bahas lebih lanjut

Mate

Sungguh terhormat bagi saya, jika Anda datang ke blog ini dan bisa memperoleh banyak hal yang bermanfaat. Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi, maka saya menyajikan beberapa tulisan ke dalam media salah satunya di blog ini, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. mohon maaf jika dalam penulisan dalam blog saya ini masih berantakan dan terdapat kata kata yang tidak tepat saya mohon maaf sebesar besarnya. Terima kasih telah berkunjung di blog saya ,

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak